TEMPO.CO, Jakarta
- Geng motor tengah menjadi sorotan akhir-akhir ini. Pengeroyokan yang
melibatkan kelompok pengendara motor dan oknum tentara terjadi hampir
tiga pekan terakhir. Polisi dan militer sampai harus menggelar operasi
khusus bagi pengendara motor. Data Indonesia Police Watch mengungkapkan
setiap tahun lebih dari 60 orang tewas karena ulah geng motor. Sebanyak
65 orang tewas pada tahun lalu akibat geng motor.
Berita tentang
geng motor membuat kita teringat langkah yang diambil Kepolisian
Bandung. Pada Desember 2010, saking merepotkan, empat geng besar: XTC,
Brigezz, GBR, dan Moonraker dibubarkan Kepolisian Resor Bandung. Keempat
kelompok ini membubarkan diri dalam sebuah deklarasi di Lapangan
Tegallega, Bandung. Mereka berubah menjadi organisasi kemasyarakatan dan
klub otomotif resmi. Namun, ceritanya berubah di lapangan. XTC, geng
terbesar, masih sulit dibubarkan. Pada Mei 2011, anggota XTC ditangkap
karena menyerang dan merusak di Bogor.
Dari sekian banyak geng motor Jakarta dan Bandung, ada beberapa kelompok yang paling ditakuti.
Y-GEN atau Young Generation
Geng
ini memiliki slogan “Don’t Make Us Angry”. Geng ini berdiri sejak tahun
1990-an di Jakarta. Para pengguna motor bercerita di milis-milis bahwa
Y-Gen tidak ubahnya kelompok begal motor. Biasanya mereka konvoi
sebanyak puluhan hingga ratusan motor setelah lewat jam 12 malam. Konvoi
dimulai dari sekitar markas Y-Gen di daerah Tanjung Priok, dilanjutkan
ke Sunter Mall, Kemayoran, Yos Sudarso, Senayan, Sudirman, Kuningan,
Menteng, Senen, Pramuka, kemudian kembali ke Priok. Konvoi Y-Gen
biasanya juga masuk Tol Plumpang. Banyak cerita, jika Y-Gen konvoi lebih
baik menghindar. Ketika iring-iringan Y-Gen berpapasan dengan motor
lain, motor langsung diambil paksa.
Geng motor Y-Gen punya beberapa ciri yang khas. Mereka biasanya konvoi tidak safety riding
alias konvoi tanpa pakai helm dan spion serta mematikan lampu. Usia
anggota Y-Gen rata-rata ABG, sekitar SMP-SMA. Motor anggota geng beda
dengan klub motor. Y-Gen mengendarai bermacam merek. Namun, mesin sudah ditrondol dengan suara knalpot racing. Jika sedang konvoi, kelompok ini tidak takut pada polisi. Beberapa komunitas biker
mempunyai pengalaman melihat kawanan geng Y-Gen merampok pengendara
mobil yang sedang parkir. Namun, polisi tidak bisa mencegahnya.
PACINKO
Pacinko
tenar dengan sebutan Pasukan Cina Kota. Kebanyakan anggota geng ini
adalah anak keturunan Tionghoa. Pacinko didirikan oleh Johny Indo. Pada
era 70-80-an, Pacinko ditakuti geng-geng motor. Anggota Pacinko sekarang
sudah uzur. Namun, Pacinko telah melahirkan geng-geng motor lain. Sebut
saja Gamshi atau Gabungan Anak Muda Berprestasi yang jago ngetrek,
MGZT (Mangga Besar Anak Ibliz), Hanoman, Aligator, dan Green Eagle.
Dari sejumlah geng bentukan Pacinko, hanya Wild Boys yang berbeda.
Sebagian besar anggotanya bukan keturunan Tionghoa.
Geng bentukan
Pacinko biasanya bermusuhan dengan Y-GEN. Ada juga NSR (Night Sons
Racing) yang berkawan dengan Y-GEN. NSR sering konvoi dengan Y-GEN
keliling Jakarta. Satu saran bila berpapasan dengan Pacinko: menghindar.
XTC (Exalt to Coitus)
Exalt to Coitus artinya kurang lebih 'menyenangi segala sesuatu tentang seks'. Namun, sekarang berganti menjadi Exalt to Creativity.
XTC dibentuk pada 1987 oleh tujuh orang siswa SMA swasta Bandung.
Lambang XTC, lebah membawa samurai. Semboyan XTC: "Loe asik gw santai,
loe usik gw bantai." Anggota XTC sekitar 5 ribu di Jawa Barat dengan
pusat di Bandung.
Untuk menjadi anggota XTC, calon anggota harus mengikuti penggojlogan
di Lembang. Biasanya calon akan diuji ketahanan fisik seperti
ditendang, diinjak, dan dipukul. Selanjutnya diadakan tes mengendarai
motor ke rumah tanpa rem. Kegiatan lainnya konvoi, adu balap, dan
kriminal, seperti penodongan.
Brigezz
Dibentuk
pada 1980-an oleh siswa SMA 7 Bandung dengan singkatan Brigadir Seven.
Lama-kelamaan, anggota dan kekuasaan daerah Brigezz semakin luas. Pada
1999, nama geng berubah menjadi Brigadir Gestapu. Awal mula Brigess
hanya adu balap liar, tetapi berubah menjadi tindakan kriminal. Brigezz
menguasai Jalan Lengkong Besar dan Kecil, lalu Sudirman. Untuk menjadi
anggota, calon wajib memiliki ketrampilan bermotor. Calon juga diuji
dengan aksi mengundang bahaya dan meminum darah.
Polisi pernah
menemukan dokumen tentang doktrin angota Brigezz. Ada tiga doktrin,
yaitu musuhi polisi, lawan orang tua, dan berlaku jahat di tengah malam.
GBR (Grab on Road)
GBR
juga lahir pada tahun 1989 di SMPN 2 Bandung. Kelompok yang anggotanya
mayoritas anak SMP ini mengidentifikasikan diri dengan segala sesuatu
yang berbau Jerman. Mereka mengusung bendera berwarna
merah-kuning-hitam.
Graber, begitu mereka menyebut dirinya,
menguasai sepanjang Jalan Sunda, Sumatera dan sekitarnya. Anggotanya
tidak sebanyak XTC dan Brigezz, tetapi ditakuti dan sulit ditaklukkan.
Tahun 2005 pernah salah satu markas GBR di Margahayu akan diserang XTC,
ditunggu-tunggu XTC tidak kunjung datang, anak-anak GBR langsung yang
menyerang markas XTC.
M2R (Moonraker)
Geng ini didirikan pada 1978 oleh siswa SMA di Jalan Dago. Moonraker berasal dari film James Bond
kala itu. Lambang Moonraker berupa bendera merah putih biru dan gambar
kelelawar. Dari segi jumlah, Moonraker ada di bawah Brigezz. Anggota
Moonraker menguasai daerah Dago dan Dipatiukur.
Syarat untuk
menjadi anggota Moonraker hampir sama dengan geng lain, di antaranya
harus bisa mengendarai motor dari Lembang tanpa rem. Selain itu, anggota
baru juga harus berkelahi dengan senior. Dalam organisasinya terdapat
jabatan panglima perang yang mengatur ketika terjadi perang antar-geng
atau perebutan wilayah.
Perilaku kriminal Moonraker terakhir yang
menonjol terjadi sewaktu belasan anggotanya menyerang Geng XTC. Satu
anggota tewas dengan badan penuh tusukan pada Desember 2011.